Sabtu, 13 Oktober 2012

Saksi Tak Bermata

Posted at  06.06  |  in  

Akhir-akhir ini saya masih ingat jelas peristiwa dua hari yang lalu, hari dimana para mahasiswa yang seharusnya menjadi teladan bagi komoditas lain, malah menjadikan dirinya seanarkis mungkin, hanya karena masalah yang dapat dibicarakan dengan baik tetapi mereka seakan tak punya mulut untuk menemukan jalan keluar. Apakah ini yang sering mereka teriakkan?" Kami mahasiswa anti pembodohan dan penindasan", aku benar-benar tidak mengerti dengan mereka. DAn mereka sendirilah yang menjadikan mataku tak berkedip saat melihatnya.


Ya betul, saat itu aku berada dilokasi kejadian saat fak.seni dan desain bentrok dengan fak.teknik. Mulanya kami sedang kuliah seperti biasa. Mata kuliah saat itu bahasa Indonesia. Kuliah berjalan dengan tenang, sampai seorang kakak perempuan mengusik kelas kami dengan tangis dan berkata,"pulanglah dek, kondisi tidak kondusif lagi". Saya yang tak tahu apa-apa hanya terdiam
sembari menengok ke kiri dan ke kanan.    ! ini bukan cara nulis gue. Yo'a lanjut, kawan gue benar-benar dikagetkan dengan perkataan senior tadi. Gue yang polos inipun keluar beriringan dengan teman dan dosen yang tadi sementara belajar di kelas. Dan betul-betul liar kehidupan ini, gue gak nyadar kalau kami keluar dari kelas kayak domba yang berlarian seakan takut dengan tuannya. Gue sekarang sampai di depan ruangan, kelas ! bukan kandang. Disini suara gemuruh makin jelas terdengar, dan gue yang jenius ini menarik kesimpulan untuk mendekat dan menyaksikan apa yang sebenarnya terjadi. Dan SIMSALABIM, gravitasi bumi seakan menghilang, batu-batu terbang dengan bebasnya, bercanda, itu alias lempar-lempar batu sedang terjadi. Ininih yang membuat gue dak dik duk. Gimana tidak, bayangin aja kalau batu tuh lewat kayak lalat. Duh gue dilema antara maju dan kembali ke kampus buat berlindung. GUe ngerasa ada yang bicara di dada gue. "eh lo mau kemana, lo maju sana, gak ada alasan buat kembali". DAn magic gue gak nyadar kalau tubuh gue udah ngerapat dibagian belakang. Gue cuma bisa terdiam dan mengamati. Gue liat-liatin teman gue yang ikut-ikutan sama senior, mereka benar-benar girang, seperti anak kecil yang diberi  mainan baru. BOOM, gue dikagetkan sama suara besar dari depan, yang ternyata adalah suara ledakan dari motor yang dibakar. Geleng kepala deh gue.

Gue akhirnya kembali ke belakang ke area yang lebih tenang. Gue perhatiin tuh senior-senior gue yang pegang parang, kayak uang seribuan aja loh bro :D. OO iya ada juga tuh yang megang busur, kayak orang papua, dan yang gak megang apa" cuma bisa mungut batu trus tuh batu dilempar, kasian. Tapi ternyata barisan senior berhasil menembus barisan lawan dan membumi hanguskan fakultas lawan. Geleng pala lagi gue. Gak kepikiran gue, ini nanti jadi apa?

waktu sudah berlalu sekitar satu jam. Perang ini pun berhenti, kami pulang ke kampus bak prajurut Yunani yang membawa pulang kemenangan. Walaupun enam orang diantara senior kami ada yang terluka akibat kejamnya batu dan anak busur yang menancap di tubuh mereka. JJIIIAAAHH

Hooaam kawan, gue ngantuk banget, masih banyak yang mau gue cerita'in tapi mata udah ngantuk begini, so gue mau tidur dulu. Pemirsa yang mau tau kelanjutannya komeng aja di kotK KOMENG DI BAWAH. OK SIP. see you.

Share this post

About Naveed Iqbal

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim venenatis fermentum mollis. Duis vulputate elit in elit. Follow him on Google+.

0 komentar:

About-Privacy Policy-Contact us
Copyright © 2013 Apel+hijau. Blogger Template by Bloggertheme9
Proudly Powered by Blogger.
back to top